Belajar Idiom “Red Herring” pada Studi Kasus Kereta Cepat “Whoosh” di Indonesia

SEJARAHID Dalam bahasa Inggris, idiom “red herring” berarti pengalihan isu atau argumen yang menyesatkan. Secara historis, istilah ini berasal dari ikan asap berwarna merah yang digunakan untuk mengaburkan jejak anjing pelacak. Dari situ berkembang makna kiasan: sesuatu yang digunakan untuk mengalihkan perhatian dari masalah utama.

Red Herring dalam Konteks Global

Dalam politik dan kehidupan sehari-hari, red herring sering muncul ketika seseorang menghadapi kritik atau pertanyaan sulit. Alih-alih menjawab langsung inti persoalan, mereka melempar topik lain yang terlihat penting, tetapi sebenarnya tidak relevan.

Contoh global:

  • Skandal Watergate (AS, 1970-an) – Beberapa pejabat mencoba mengalihkan perhatian publik dari penyadapan ilegal dengan menyebut isu keamanan nasional.
  • Proyek infrastruktur di Tiongkok dan India – Ketika utang dan pembengkakan biaya dipersoalkan, pemerintah menekankan narasi “kebanggaan nasional” atau “manfaat jangka panjang” sebagai penyeimbang.
  • Dunia bisnis – Perusahaan besar kadang menggunakan isu filantropi (donasi sosial, green campaign) untuk mengalihkan sorotan dari dugaan pelanggaran pajak atau praktik monopoli.

Dalam semua kasus itu, “red herring” bekerja sebagai strategi komunikasi: publik diajak fokus pada sesuatu yang emosional atau abstrak, sehingga masalah inti luput dari sorotan.

Studi Kasus di Indonesia: Proyek Kereta Cepat

Fenomena red herring juga terlihat dalam perdebatan soal proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCIC Whoosh). Sejak awal, proyek ini menuai kritik karena biaya yang membengkak dan cicilan utang yang berpotensi panjang. Beberapa laporan audit menyebut adanya indikasi mark-up biaya.

Namun, alih-alih fokus pada isu teknis itu, narasi resmi sering diarahkan ke “investasi sosial”: manfaat berupa efisiensi transportasi, transfer teknologi, dan kebanggaan nasional. Narasi ini tidak sepenuhnya salah, tetapi bisa berfungsi sebagai red herring yang menggeser perhatian publik dari masalah utama: bagaimana beban utang dikelola, siapa yang bertanggung jawab, dan apakah ada potensi korupsi.

See also  Heboh kasus Hercules Ormas GRIB Jaya VS Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Pelajaran dari Idiom Red Herring

Mengerti idiom red herring membantu kita lebih kritis membaca berita maupun pernyataan publik. Setiap kali ada perdebatan besar, kita bisa bertanya:

  1. Apakah topik yang dibicarakan benar-benar menjawab inti masalah?
  2. Atau ini hanya pengalihan agar orang lupa pada persoalan utama?

Dengan begitu, kita tidak mudah terbawa arus opini yang menyesatkan.

Kesimpulan

Idiom “red herring” adalah gambaran kuat tentang strategi komunikasi: mengalihkan perhatian dari hal pokok ke isu sampingan. Dari politik global hingga proyek infrastruktur di Indonesia, idiom ini hidup dalam praktik nyata.

Memahami red herring bukan hanya memperkaya kosakata bahasa Inggris, tetapi juga membuat kita lebih waspada terhadap dinamika komunikasi di ruang publik.

Visited 16 times, 1 visit(s) today