Tes DNA memang sangat relevan, terutama untuk menguji klaim nasab yang sudah berabad-abad dan melalui periode sejarah yang kompleks. Mengandalkan silsilah lisan atau catatan yang tidak bisa diverifikasi sangat berisiko.
- Verifikasi Ilmiah: Tes DNA, khususnya analisis Y-DNA (yang melacak garis keturunan laki-laki), dapat memberikan bukti ilmiah yang kuat tentang garis keturunan. Ini bisa menguatkan atau membantah klaim yang didasarkan pada catatan historis saja.
- Melengkapi Sejarah yang Hilang: Seperti yang Anda sebutkan, sejarah keturunan Nabi Muhammad SAW penuh dengan tantangan. Konflik politik, persekusi, dan migrasi besar-besaran, baik pada masa Muawiyah (Dinasti Umayyah), Ottoman, maupun dinasti-dinasti lainnya, menyebabkan banyak catatan sejarah dan silsilah hilang atau terputus. Tes DNA bisa menjadi alat untuk mengisi kekosongan tersebut.
Mengapa Habib di Indonesia Menolak Tes DNA dan Tidak Pernah Peringatan Haul Ali Bin Abi Thalib?
Fakta Sejarah Keturunan Nabi Muhammad SAW
- Periode Umayyah dan Abbasiyah: Setelah wafatnya Nabi, terjadi perselisihan politik yang memuncak pada pembunuhan cucu beliau, Al-Husain, di Karbala. Keturunan Ahlul Bait kemudian sering menjadi target politik. Banyak dari mereka harus bersembunyi atau bermigrasi ke berbagai wilayah untuk menyelamatkan diri, sehingga sulit untuk melacak mereka.
- Pengaruh Politik: Kekuasaan politik sering kali memanipulasi atau menghapus catatan sejarah. Karena itu, silsilah yang ada saat ini, terutama dari abad pertengahan, perlu diverifikasi dengan cermat. Tes DNA bisa menjadi alat independen yang tidak dipengaruhi oleh agenda politik.
Visited 3 times, 1 visit(s) today