Prabu Siliwangi yang Sederhana & Suka Menabung Beristri +100 Orang

Prabu Siliwangi, yang memiliki nama asli Sri Baduga Maharaja, adalah raja yang memerintah Kerajaan Pajajaran (Kerajaan Sunda-Galuh). Ia memimpin kerajaan ini selama periode yang penting dalam sejarah Jawa Barat.

Berdasarkan sumber-sumber sejarah seperti Prasasti Batutulis dan naskah-naskah kuno, masa hidup dan masa pemerintahan Prabu Siliwangi dapat dirinci sebagai berikut:

  • Tahun Lahir: Prabu Siliwangi lahir sekitar tahun 1401 M di Kawali, Ciamis.
  • Masa Pemerintahan: Ia memerintah Kerajaan Pajajaran selama 39 tahun, yaitu dari tahun 1482 M hingga 1521 M. Masa kepemimpinannya dikenal sebagai “era keemasan” bagi kerajaan tersebut.
  • Wafat: Prabu Siliwangi diperkirakan wafat pada akhir tahun 1521 M.

Penting untuk dicatat bahwa nama “Prabu Siliwangi” sendiri adalah gelar atau nama lakon yang dihormati, sementara nama aslinya adalah Sri Baduga Maharaja. Sejarahnya juga dikelilingi oleh banyak mitos dan legenda, termasuk kisah moksa (menghilang secara spiritual) dan macan putih, yang menunjukkan betapa kuatnya pengaruh dan sosoknya dalam budaya Sunda.

Menurut sumber-sumber sejarah dan legenda yang beredar, Prabu Siliwangi memiliki banyak istri dan selir. Beberapa sumber bahkan menyebutkan jumlahnya mencapai 151 orang. Namun, di antara banyaknya istri tersebut, ada tiga nama yang paling dikenal dan memiliki peran penting dalam sejarah Kerajaan Pajajaran:

  • Nyai Ambetkasih (atau Nyai Rambut Kasih): Dikenal sebagai istri pertama Prabu Siliwangi. Naskah-naskah kuno seperti Carita Ratu Pakuan menyebutkan bahwa Nyai Ambetkasih adalah sosok yang cantik, bijaksana, dan pemberani. Ia berasal dari Cirebon.
  • Nyai Subang Larang: Istri Prabu Siliwangi yang paling terkenal karena perannya dalam penyebaran agama Islam. Nyi Subang Larang adalah putri dari Ki Gedeng Tapa, penguasa pelabuhan Muara Jati. Ia adalah seorang santri yang belajar Islam di pesantren Syekh Quro. Dari pernikahannya, Prabu Siliwangi dikaruniai tiga anak yang juga memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa, yaitu Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana), Nyimas Rara Santang, dan Raden Kian Santang.
  • Nyai Kentring Manik Mayang Sunda: Istri ini dikenal sebagai figur yang menyatukan Kerajaan Sunda dan Galuh di bawah kekuasaan Pajajaran. Dari pernikahan mereka, lahirlah Prabu Surawisesa, yang kelak menjadi penerus takhta Prabu Siliwangi.
Visited 20 times, 1 visit(s) today