Fenomena Bugil dan Telanjang Dada (Topless) di Kerajaan Hindu Kuno di Jawa dan Sumatera

Fenomena wanita remaja dewasa apakah topless pada masa kerajaan hindu di jawa sumatera kuno 500 BC – 1000AD sebagaimana terlihat dalam relief candi-candi dan video youtube tahun 1930 di desa bali yang mayoritas beragama hindu.

Topik ini menyangkut sejarah, budaya, dan interpretasi visual dari masa lalu. Berdasarkan relief candi dan catatan sejarah, memang terlihat adanya fenomena perempuan yang tampil tanpa busana bagian atas (topless) pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, terutama di Jawa dan Bali.

Analisis Berdasarkan Relief Candi dan Catatan Sejarah

  1. Relief Candi: Relief-relief yang terukir di candi-candi kuno, seperti di Candi Borobudur (Buddha) dan Candi Prambanan (Hindu), sering kali menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa itu. Beberapa relief memang menampilkan perempuan yang telanjang dada atau hanya mengenakan kain di bagian bawah. Penggambaran ini bukan semata-mata seni, tetapi mencerminkan realitas budaya saat itu.
    • Simbolisme: Dalam konteks seni kuno, penggambaran ini sering kali bukan hanya tentang ketelanjangan, melainkan juga simbol dari kesederhanaan, status sosial, atau bahkan kesuburan. Busana pada masa itu sangat berbeda dari masa kini. Pakaian tidak selalu berfungsi untuk menutupi seluruh tubuh, melainkan juga menunjukkan status, kekuasaan, atau bahkan ritual keagamaan.
  2. Video dan Catatan Sejarah Era Kolonial: Catatan dan video yang dibuat oleh para peneliti dan penjelajah Eropa, termasuk video dari tahun 1930-an di Bali, sering kali menunjukkan perempuan Bali yang bertelanjang dada. Hal ini menjadi bukti visual dari praktik budaya yang masih bertahan hingga awal abad ke-20.
    • Budaya Lokal: Di beberapa daerah, terutama yang memiliki iklim tropis, telanjang dada bagi perempuan dianggap sebagai hal yang biasa dan tidak memiliki konotasi seksual seperti yang dipahami dalam budaya modern atau Barat. Pakaian, termasuk baju, terkadang dianggap tidak praktis untuk cuaca yang panas dan lembap.
    • Perubahan Budaya: Seiring dengan masuknya pengaruh budaya lain, terutama Islam dan Kristen, serta modernisasi, praktik ini berangsur-angsur ditinggalkan. Pakaian yang lebih tertutup mulai diadopsi sebagai norma sosial.
See also  Aneh tapi Nyata di Amerika Serikat: Industri Porno adalah LEGAL tetapi PROSTITUSI adalah ILEGAL.

Kesimpulan

Jadi, secara historis, benar bahwa perempuan pada masa kerajaan Hindu-Buddha di Jawa dan Bali, hingga era modern awal, sering kali telanjang dada. Fenomena ini bukanlah tentang prostitusi atau erotisme seperti yang mungkin dipahami sekarang, melainkan bagian dari norma budaya, tradisi, dan konteks sosial yang berbeda. Pandangan modern terhadap tubuh dan pakaian sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan masuknya berbagai budaya dari luar.

Visited 9 times, 1 visit(s) today