Sejarah Kota Jayapura

Sejarah Kota Jayapura dapat dibagi menjadi beberapa periode penting:

Masa Sebelum Kemerdekaan Indonesia:

  • Penjelajahan Eropa: Teluk Humboldt, tempat Jayapura berada, pertama kali didatangi oleh penjelajah Eropa pada tahun 1768 oleh L.A. de Bougainville dari Prancis. Kemudian, pada tahun 1827, Dumont d’Urville dari Prancis juga berlabuh di teluk ini dan memberikannya nama Teluk Humboldt.
  • Pendudukan Belanda: Belanda mulai aktif di wilayah ini pada awal abad ke-20. Pada tanggal 7 Maret 1910, Kapten Infanteri F.J.P. Sachse dari Belanda mendirikan sebuah permukiman yang kemudian diberi nama Hollandia. Nama ini berarti “tanah yang melengkung” atau “tanah/tempat yang berteluk,” menggambarkan geografis wilayah tersebut yang mirip dengan garis pantai utara Belanda. Hollandia kemudian menjadi ibu kota distrik dengan nama yang sama di bagian timur laut Papua bagian barat.
  • Perkembangan Awal: Awalnya, Hollandia berkembang lambat. Namun, setelah Perang Dunia II pecah, wilayah ini menjadi penting secara strategis.
  • Pendudukan Jepang: Pada tahun 1942, Jepang menduduki Hollandia dan mengganti namanya menjadi Kota Baru atau Sukarnapura (ada perbedaan catatan mengenai nama ini pada masa pendudukan Jepang).
  • Sekutu dan Berakhirnya Perang Dunia II: Pasukan Sekutu mengusir Jepang melalui pendaratan amfibi di dekat Hollandia pada tanggal 21 April 1944. Wilayah ini kemudian menjadi markas besar Jenderal Douglas MacArthur hingga Maret 1945. Sekitar 20 pangkalan Amerika Serikat didirikan di sini, dan ratusan ribu personel AS melewati daerah ini. Setelah perang berakhir, Belanda kembali mengambil alih kekuasaan pada tahun 1946 dan Hollandia kembali menjadi pusat pemerintahan. Pada tahun 1958, pusat pemerintahan dipindahkan ke Hollandia Haven (Jayapura Utara).

Masa Setelah Kemerdekaan Indonesia:

  • Masa Peralihan dan Bergabung dengan Indonesia: Setelah Belanda menyerahkan Papua kepada UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority), Hollandia diubah namanya menjadi Kota Baru pada tanggal 31 Desember 1962. Pada tanggal 1 Mei 1963, Presiden Soekarno mengunjungi Papua dan mengganti nama Kota Baru menjadi Sukarnopura dan Teluk Humboldt menjadi Teluk Yos Sudarso.
  • Pergantian Nama Menjadi Jayapura: Setelah terjadinya pemberontakan G30S/PKI dan naiknya Orde Baru, pengaruh Soekarno dihilangkan. Pada tahun 1968, nama Sukarnopura diubah menjadi Jayapura. Nama “Jayapura” berasal dari bahasa Sanskerta, “Jaya” berarti kemenangan dan “Pura” berarti kota, sehingga Jayapura berarti “Kota Kemenangan”.
  • Perkembangan Sebagai Ibu Kota Provinsi: Jayapura terus berkembang menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, perdagangan, dan pendidikan Provinsi Papua. Pada tanggal 14 September 1979, Jayapura diresmikan sebagai Kota Administratif oleh Menteri Dalam Negeri Amir Machmud.
  • Era Otonomi Daerah: Dengan diberlakukannya otonomi daerah, Jayapura semakin memperkuat posisinya sebagai pusat региональный di Papua.
  • Perkembangan Modern: Saat ini, Jayapura merupakan kota modern dengan berbagai fasilitas dan infrastruktur yang terus berkembang, menjadi pintu gerbang utama untuk menjelajahi wilayah timur Indonesia.
See also  Sejarah Pornografi dan Video Porno di Zaman Jawa Kuno Majapahit Sriwijaya Singosari

Secara singkat, sejarah Jayapura mencerminkan dinamika politik dan kekuasaan di wilayah Papua, dari masa kolonial Belanda, pendudukan Jepang, hingga akhirnya menjadi bagian integral dari Indonesia dan berkembang menjadi ibu kota Provinsi Papua. Perubahan namanya dari Hollandia menjadi Kota Baru, Sukarnopura, dan akhirnya Jayapura menjadi saksi bisu perjalanan sejarah kota ini.

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.