Sejarah kurban manusia atau perawan pada aztec maya inca kuno (2000 BC – 1600CE)

Berikut sejarah kurban manusia atau perawan pada peradaban Aztec, Maya, dan Inca kuno selama periode 2000 SM – 1600 Masehi:

Peradaban Aztec:

  • Skala Besar dan Terinstitusi: Praktik kurban manusia sangat menonjol dan terinstitusi dalam agama Aztec, terutama pada periode setelah 1300 Masehi hingga kedatangan bangsa Spanyol. Meskipun periode waktu Anda dimulai jauh sebelumnya, puncak praktik ini terjadi di kemudian hari.
  • Tujuan: Kurban dipersembahkan kepada berbagai dewa, dengan tujuan utama untuk menjaga keseimbangan kosmos, memastikan matahari terbit setiap hari, dan menjamin panen yang baik. Huitzilopochtli, dewa matahari dan perang, adalah salah satu penerima utama kurban.
  • Metode: Metode kurban bervariasi, tetapi yang paling terkenal adalah pengangkatan jantung yang masih berdetak dari dada korban. Metode lain termasuk pemenggalan kepala, pelemparan dari atas piramida, pembakaran, dan penenggelaman.
  • Jenis Korban: Korban bisa berupa tawanan perang, budak, anak-anak, dan bahkan anggota masyarakat Aztec sendiri. Tidak ada indikasi bahwa “perawan” adalah satu-satunya atau kategori utama korban, tetapi wanita dan anak-anak sering dikorbankan.
  • Bukti: Bukti kurban manusia Aztec sangat banyak, termasuk catatan dari saksi mata Spanyol (meskipun mungkin dibesar-besarkan), catatan Aztec sendiri (kodeks), dan temuan arkeologis berupa sisa-sisa kerangka dan altar kurban.

Peradaban Maya:

  • Lebih Terbatas Dibanding Aztec: Dibandingkan dengan Aztec, skala kurban manusia pada peradaban Maya (yang mencapai puncaknya pada Periode Klasik, sekitar 250-900 Masehi, tetapi berlanjut hingga periode setelahnya) tampaknya lebih terbatas dan terjadi pada acara-acara tertentu.
  • Tujuan: Kurban dipersembahkan untuk berbagai alasan, termasuk memohon hujan, panen yang baik, kemenangan perang, dan pada acara-acara penting seperti kenaikan tahta raja.
  • Metode: Metode kurban Maya termasuk pemenggalan kepala, pengangkatan jantung (meskipun tampaknya kurang umum dibandingkan Aztec), pelemparan ke dalam cenote (sumur suci), dan penyiksaan.
  • Jenis Korban: Korban seringkali adalah tawanan perang, tetapi anak-anak juga terkadang dikorbankan, terutama pada masa krisis atau untuk persembahan khusus. Tidak ada penekanan khusus pada “perawan” sebagai satu-satunya jenis korban, tetapi wanita dikorbankan.
  • Bukti: Bukti kurban Maya berasal dari catatan arkeologi (sisa-sisa kerangka dengan tanda-tanda kekerasan ritual), seni (lukisan dinding, ukiran), dan catatan dari periode kolonial.
See also  Sejarah Kota Brebes

Peradaban Inca:

  • Kurban Anak-Anak yang Terhormat: Praktik kurban manusia pada peradaban Inca (yang berkembang pesat antara abad ke-15 dan awal abad ke-16 Masehi) dikenal sebagai Capacocha. Kurban ini dianggap sebagai kehormatan besar dan sering melibatkan anak-anak dan remaja yang dipilih karena kecantikan dan kesempurnaan fisik mereka.
  • Tujuan: Capacocha dilakukan untuk memperingati peristiwa penting (seperti kematian kaisar), mencegah bencana alam, memastikan panen yang baik, dan sebagai persembahan kepada dewa-dewa gunung (apus) dan dewa matahari Inti.
  • Metode: Korban Capacocha seringkali dibius dengan chicha (bir jagung) dan daun koka sebelum dibawa ke tempat-tempat suci di pegunungan tinggi untuk dibunuh. Mereka bisa dibiarkan mati kedinginan, dipukul di kepala, atau dicekik.
  • Jenis Korban: Anak-anak dan remaja, termasuk perempuan muda yang mungkin perawan, adalah korban utama dalam ritual Capacocha. Mereka seringkali berasal dari keluarga bangsawan di seluruh kekaisaran.
  • Bukti: Bukti Capacocha terutama berasal dari penemuan mumi anak-anak yang diawetkan secara alami di puncak gunung-gunung Andes, bersama dengan persembahan-persembahan berharga. Catatan dari para penulis kronik Spanyol juga memberikan informasi tentang praktik ini.

Kesimpulan:

Ketiga peradaban kuno di Mesoamerika dan Andes ini memiliki tradisi kurban manusia, meskipun dengan skala, tujuan, dan jenis korban yang berbeda.

  • Aztec: Melakukan kurban manusia dalam skala besar sebagai bagian sentral dari agama mereka.
  • Maya: Melakukan kurban manusia dalam skala yang lebih terbatas untuk berbagai tujuan ritual.
  • Inca: Melakukan ritual Capacocha yang melibatkan kurban anak-anak terpilih sebagai persembahan yang sangat terhormat.

Meskipun “perawan” mungkin termasuk dalam kategori korban (terutama anak perempuan muda pada Inca), tidak ada penekanan eksklusif pada mereka sebagai satu-satunya atau jenis korban yang paling signifikan dalam catatan sejarah dan arkeologi untuk ketiga peradaban ini.

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.