Di Cina Kuno, terdapat bukti representasi visual dan literatur yang dapat dianggap sebagai bentuk awal dari pornografi, meskipun dengan konteks budaya dan tujuan yang berbeda dari pornografi modern:
- Seni Visual Erotis:
- Lukisan dan Gulungan: Beberapa lukisan dan gulungan kuno Cina, terutama dari periode Dinasti Han (206 SM – 220 M) dan seterusnya, menampilkan adegan-adegan erotis. Lukisan-lukisan ini sering kali menggambarkan pasangan dalam berbagai posisi seksual dan terkadang menyertakan instruksi atau komentar.
- Patung dan Figur Tanah Liat: Figur-figur tanah liat dan patung-patung kecil dengan penggambaran organ seksual atau adegan erotis juga ditemukan.
- Objek Rumah Tangga: Beberapa objek rumah tangga, seperti bantal porselen atau kotak-kotak kecil, dihiasi dengan gambar-gambar erotis.
- Literatur Erotis:
- Buku Pegangan Seksual: Terdapat literatur kuno Cina yang berfungsi sebagai buku pegangan seksual. Karya-karya ini, seperti “Su Nu Jing” (Klasik Gadis Sederhana) yang berasal dari periode sebelum abad ke-6 Masehi, memberikan nasihat tentang praktik seksual untuk kesehatan, kesenangan, dan harmoni dalam hubungan. Meskipun deskriptif, tujuan utama buku-buku ini sering kali dikaitkan dengan Taoisme dan konsep keseimbangan Yin dan Yang.
- Puisi dan Lagu: Beberapa puisi dan lagu rakyat mungkin mengandung tema-tema erotis atau deskripsi sensual.
- Novel dan Cerita: Pada periode Ming (1368-1644) dan Qing (1644-1912), novel-novel dengan konten erotis mulai lebih populer, meskipun sering kali disensor atau dianggap sebagai literatur rendahan oleh kalangan terpelajar. Contoh terkenal adalah novel seperti Jin Ping Mei (The Golden Lotus).
- Konteks Budaya dan Filosofis:
- Taoisme: Beberapa representasi dan diskusi tentang seksualitas dalam budaya Cina kuno dipengaruhi oleh filosofi Taoisme, yang melihat seksualitas sebagai bagian alami dari kehidupan dan memiliki potensi untuk kesehatan dan spiritualitas jika dipraktikkan dengan benar.
- Konfusianisme: Di sisi lain, Konfusianisme menekankan kesopanan, pengendalian diri, dan hierarki sosial, yang sering kali menyebabkan pandangan yang lebih tertutup terhadap ekspresi seksual di depan umum.
- Perbedaan dengan Pornografi Modern: Seperti halnya di peradaban kuno lainnya, “pornografi” di Cina Kuno tidak memiliki industri komersial yang terorganisir seperti saat ini. Representasi erotis sering kali memiliki tujuan yang lebih luas, seperti pendidikan seksual, kesehatan, atau ekspresi artistik dalam konteks budaya dan filosofis tertentu.
- Tidak Ada “Video Porno”: Teknologi perekaman video tentu saja tidak ada pada zaman Cina Kuno.
Kesimpulan:
Di Cina Kuno, terdapat bukti representasi visual dan literatur yang dapat dianggap sebagai bentuk awal dari pornografi. Lukisan erotis dan buku pegangan seksual menunjukkan adanya minat dan eksplorasi terhadap seksualitas. Namun, penting untuk memahami konteks budaya dan filosofis yang melatarbelakangi representasi ini, yang sering kali terkait dengan kesehatan, spiritualitas, atau ekspresi artistik dalam kerangka Taoisme dan Konfusianisme. “Video porno” dalam pengertian modern tidak eksis karena keterbatasan teknologi.