Nama Borneo dan Kalimantan sebenarnya merujuk pada pulau yang sama, tetapi memiliki asal-usul yang berbeda. Nama “Borneo” lebih banyak digunakan di dunia internasional, sementara “Kalimantan” adalah nama yang digunakan oleh masyarakat Indonesia.
Asal-usul Nama Borneo
Nama Borneo dipercaya berasal dari kata Brunei, sebuah kesultanan yang berada di pesisir utara pulau. Saat bangsa Portugis dan penjelajah Eropa lainnya tiba di sana pada abad ke-16, mereka berinteraksi dengan Kesultanan Brunei yang pada masa itu memiliki pengaruh besar di wilayah tersebut.
Para pelaut Eropa ini, khususnya Portugis, melafalkan “Brunei” menjadi Borneo. Nama ini kemudian digunakan secara luas dalam literatur dan peta-peta Eropa untuk menyebut seluruh pulau. Pendapat ini diperkuat oleh catatan dari utusan Tiongkok pada abad ke-8 dan ke-9 yang menyebut wilayah tersebut dengan nama “Bun-Lai”, yang juga memiliki kemiripan dengan “Brunei”.
Asal-usul Nama Kalimantan
Nama Kalimantan memiliki beberapa versi asal-usul, yang paling umum adalah dari bahasa Sanskerta “Kalamanthana”. Kata ini terdiri dari “kala” (waktu) dan “manthana” (membakar), yang secara keseluruhan dapat diartikan sebagai “pulau yang cuacanya panas membakar” atau “pulau yang sangat panas”. Hal ini mungkin merujuk pada iklim tropis yang panas dan lembap di pulau tersebut.
Selain itu, ada juga teori yang menyebutkan bahwa nama Kalimantan berasal dari nama lokal, yaitu “Klemantan” atau “Kelimantan”. Nama ini konon mengacu pada masyarakat pemakan sagu yang mendiami bagian utara pulau.
Kedua nama ini, Borneo dan Kalimantan, telah digunakan secara berdampingan untuk waktu yang lama, mencerminkan sejarah panjang pulau tersebut yang melibatkan interaksi dengan berbagai bangsa dan budaya.