Raja Firaun adalah Raja yang Sukses dalam Pembangunan Negara & Swasembada Pertanian, Mengapa Raja Firaun di bully oleh KITAB SUCI?

SEJARAHID Jika kita melihat Firaun secara historis—terlepas dari narasi kitab suci seperti Bible atau Alquran—banyak bukti arkeologis dan sejarah menunjukkan bahwa beberapa Firaun Mesir benar-benar berhasil dalam membangun negara dan masyarakatnya dengan sistem ekonomi yang maju untuk zamannya.

Buat yang tidak paham latar belakang “sejarah”, berikut hubungan Raja Firaun dan Moses (Nabi Musa)

1. Dalam Bible (Taurat/Perjanjian Lama)

  • Musa ditemukan oleh putri Firaun dan dibesarkan di istana Firaun (Keluaran 2:5–10).
  • Nama Firaun tidak disebut secara spesifik dalam teks. Bible hanya menyebutnya sebagai “Firaun” tanpa identifikasi sejarah.
  • Banyak sejarawan mencoba menebak Firaun ini, dan beberapa menyebut Ramses II karena pembangunan besar di Mesir dan periode yang cocok secara kronologis. Namun, ini tidak disebutkan langsung di Bible. Jadi, secara teks murni, Bible tidak menamai ayah angkat Musa.

2. Dalam Al-Quran

  • Musa juga ditemukan oleh keluarga Firaun dan dibesarkan di istananya. (QS. Al-Qashash: 7–13)
  • Seperti Bible, Al-Quran tidak menyebutkan nama Firaun secara spesifik.
  • Beberapa tafsir modern atau penulis sejarah mengaitkan Firaun zaman Musa dengan Ramses II, karena Ramses II dikenal sebagai raja besar dengan kekuasaan dan proyek monumental di Mesir.
  • Tapi ini tidak secara eksplisit disebut dalam Al-Quran. Jadi, sama seperti Bible, identitas Firaun sebagai Ramses II adalah spekulasi historis, bukan teks suci literal.

Berikut penjelasan detailnya pembangunan Kerajaan Mesir di bawah Raja Firaun:


1. Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi

  • Firaun Mesir kuno, terutama pada Dinasti Lama hingga Menengah, dikenal karena proyek-proyek besar yang mendorong perekonomian:
    • Pembangunan piramida, kuil, dan kanal yang membutuhkan tenaga kerja besar, logistik, dan manajemen sumber daya.
    • Sistem irigasi Sungai Nil yang canggih memungkinkan pertanian meningkat, mendukung surplus pangan, dan stabilitas ekonomi.
    • Pekerja dan petani diberi upah atau distribusi makanan, yang menunjukkan adanya ekonomi terencana dan manajemen publik.

2. Administrasi dan Manajemen Negara

  • Firaun berfungsi sebagai pemimpin absolut, tapi mereka juga menciptakan birokrasi kompleks:
    • Pejabat khusus mengelola pajak, distribusi hasil pertanian, dan tenaga kerja.
    • Sistem pencatatan menggunakan hieroglif pada papirus dan batu menunjukkan kemampuan administrasi yang maju.
    • Ada pembagian wilayah, sehingga setiap provinsi (nome) memiliki pengelolaan ekonomi lokal tapi tetap tunduk pada pusat.
See also  Mengapa Soekarno Lebih Keras daripada Belanda? Eksekusi Mati Para Pemberontak 1945–1960

3. Perdagangan dan Ekonomi Modern (Untuk Zamannya)

  • Mesir kuno melakukan perdagangan internasional dengan Nubia, Levant, dan bahkan Kreta.
    • Mereka mengekspor gandum, linen, logam, dan kerajinan.
    • Mengimpor emas, kayu cedar, dan rempah-rempah untuk mendukung pembangunan.
  • Firaun juga mengontrol harga dan distribusi barang strategis, mirip kebijakan ekonomi modern yang menjaga stabilitas pasar dan kesejahteraan rakyat.

4. Stabilisasi Sosial dan Kemakmuran

  • Surplus pangan dari irigasi dan pertanian memungkinkan peningkatan populasi, pengurangan kelaparan, dan pengembangan kota.
  • Pekerjaan publik (misalnya pembangunan piramida) memberikan penghidupan bagi ribuan pekerja, sekaligus meningkatkan keterampilan teknik dan arsitektur.
  • Budaya dan agama juga digunakan sebagai alat legitimasi sosial dan politik, sehingga masyarakat cenderung patuh terhadap peraturan ekonomi dan pajak.

5. Kesimpulan

Jika dilihat dari perspektif ekonomi dan pembangunan negara, banyak Firaun bisa dianggap “pemimpin modern” dalam konteks pengelolaan sumber daya, administrasi, perdagangan, dan pembangunan infrastruktur:

  • Mereka menciptakan surplus ekonomi melalui pertanian dan perdagangan.
  • Mereka membangun infrastruktur strategis untuk mendukung ekonomi dan stabilitas sosial.
  • Mereka mengembangkan sistem administrasi dan birokrasi yang memungkinkan pengawasan ekonomi yang efektif.

Jadi, tanpa memasukkan cerita kitab suci, Firaun bukan hanya sosok mitos atau tiran, tapi juga pemimpin visioner yang berhasil membangun negara maju pada masanya.

Kesejahteraan dan Kesehatan Era Raja Firaun

Kita bisa membuat perbandingan menarik antara beberapa Firaun yang dibahas dalam kitab suci (misal Firaun pada kisah Musa) dengan indikator kesejahteraan dan kesehatan modern. Tentu, ini bersifat historis-analitik dan estimasi, karena data kuno tidak lengkap, tapi bisa dibuat gambaran secara relatif.

Berikut rangkuman dan tabel perbandingannya:


1. Firaun dan Pembangunan Negara

FiraunPeriode / DinastiPencapaian Infrastruktur & EkonomiEstimasi Kesejahteraan & Kesehatan (Zaman Itu)Analogi Modern
Firaun yang dibahas dalam Alkitab / Alquran (masa Musa, kemungkinan Dinasti XVIII–XVI SM)~1300–1200 SM– Pembangunan kota, istana, dan piramida kecil (menurut arkeologi Mesir)
– Irigasi dan pengelolaan pertanian Sungai Nil
– Perdagangan dengan Nubia & Levant
– Surplus pangan untuk kelas elit dan pekerja proyek publik
– Pekerja dapat makanan, akses dasar kesehatan melalui pengobatan tradisional
– Hidup lebih terstruktur tapi risiko penyakit tinggi (malaria, infeksi)
Analogi modern: sistem pertanian terencana + bantuan pangan publik, tapi tanpa imunisasi dan layanan kesehatan modern
Ramses II (Dinasti XIX)1279–1213 SM– Pembangunan Kuil Abu Simbel, istana, kanal
– Angkatan militer besar mendukung keamanan dan stabilitas
– Perdagangan luas dengan Levant & Mediterania
– Surplus makanan tinggi di ibu kota
– Infrastruktur umum (saluran air, kanal) meningkatkan kesehatan
– Harapan hidup rendah (~35–40 tahun), penyakit menular masih tinggi
Negara dengan ekonomi stabil dan infrastruktur publik baik, tapi fasilitas kesehatan setara negara berkembang saat ini
Amenhotep III (Dinasti XVIII)1390–1352 SM– Mega proyek istana, kuil, patung raksasa
– Pengelolaan sumber daya dan pajak yang sistematis
– Hubungan diplomatik dan perdagangan regional kuat
– Akses makanan dan pekerjaan cukup merata di kota besar
– Perawatan medis sederhana untuk elite
– Lingkungan perkotaan padat meningkatkan risiko penyakit
Modern: negara dengan GDP tinggi, namun kesehatan publik belum merata, mirip negara menengah dengan urbanisasi cepat

2. Perbandingan dengan Kesejahteraan Modern

IndikatorFiraun (Zaman Kuno)Saat Ini (Modern)Catatan
Harapan hidup~35–40 tahun70–85 tahunPeningkatan drastis karena medis, imunisasi, sanitasi
Akses panganSurplus untuk elite & pekerja proyekMayoritas masyarakat terjamin akses panganZaman Firaun pangan bergantung irigasi, musim, & kontrol elit
Infrastruktur kesehatanPengobatan tradisional (herbal, ritual)Rumah sakit, klinik, obat-obatan modernRisiko penyakit infeksi tinggi di Mesir kuno
Sanitasi & air bersihKanal irigasi & sungai Nil, tapi banyak penyakitAir bersih, sanitasi, pengelolaan limbahSungai Nil mengurangi kelaparan tapi memicu malaria, penyakit cacing
Pekerjaan & stabilitas ekonomiProyek publik (piramida, kuil) menyerap tenaga kerjaIndustri & layanan modern, distribusi gaji, pajakPekerjaan Firaun bersifat wajib, tidak selalu dibayar uang
Kekayaan & ketimpanganTinggi untuk elite, rendah untuk rakyat biasaLebih merata, meski tetap ada ketimpanganFiraun memiliki kontrol absolut, modern ada sistem redistribusi

🔹 Kesimpulan Analitis

  1. Firaun sebagai pemimpin ekonomi modern di zamannya:
    • Mereka bisa disebut “pemimpin modern” karena mampu:
      • Mengatur distribusi pangan
      • Membangun infrastruktur besar
      • Mengelola perdagangan regional
  2. Kesejahteraan rakyat terbatas:
    • Infrastruktur dan surplus tidak menyasar seluruh masyarakat secara merata.
    • Risiko penyakit tinggi, sanitasi terbatas, harapan hidup rendah.
  3. Analogi ke modernitas:
    • Firaun = negara dengan GDP tinggi & infrastruktur strategis, tapi layanan kesehatan & kesejahteraan publik masih setara negara berkembang saat ini.
    • Dengan kata lain, mereka “maju secara ekonomi dan administrasi”, tapi masih belum modern secara kesehatan publik.
See also  Mungkinkah Manusia Liliput (10 cm) Eksis dengan Asumsi Evolusi dan didukung dengan Lingkungan yang Keras (harsh condition)

Mengapa Raja Firaun di bully oleh KITAB SUCI?

Dalam Al-Qur’an, Firaun digambarkan sebagai sosok zalim yang menindas kaum Yahudi (terutamanya) dengan perbudakan dan penyiksaan, serta menolak ajaran Nabi Musa meski telah diperlihatkan berbagai tanda kebesaran Allah; kesombongan dan penolakannya terhadap kebenaran inilah yang membuatnya dicatat dalam Kitab Suci sebagai simbol penguasa lalim yang keras kepala dan akhirnya binasa.

Dalam Al-Quran juga Firaun adalah sosok tidak taat pada Tuhan nya Nabi Musa (Surah Az-Zukhruf [43]: 51–54)

“Dan Firaun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: ‘Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)? Bukankah aku lebih baik daripada orang yang hina ini (Musa) dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? Maka mengapa tidak dipakaikan gelang emas kepadanya atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?’ Maka Fir‘aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya; sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.”

Demikian juga dalam Perjanjian Lama (Tanakh/Alkitab Ibrani), Firaun juga tampil sebagai sosok jahat yang tidak taat kepada Tuhan. Narasi ini terutama muncul dalam Kitab Keluaran (Exodus), yang menceritakan bagaimana Firaun menolak membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.

Beberapa poin utama:

  1. Membebani Israel dengan perbudakan
    • Keluaran 1:11–14 menyebut bahwa Firaun menindas bangsa Israel dengan kerja paksa, membangun kota perbekalan Pitom dan Raamses.
    • Mereka diperlakukan “dengan kejam” (hard labor) dan hidup dalam penderitaan.
  2. Pembunuhan anak laki-laki Ibrani
    • Keluaran 1:15–22: Firaun memerintahkan agar setiap bayi laki-laki yang lahir dari orang Israel dibunuh, untuk mengendalikan populasi mereka.
    • Tindakan ini memperlihatkan kekejaman dan ketakutan Firaun akan pertumbuhan bangsa Israel.
  3. Menolak seruan Musa
    • Keluaran 5:2: Ketika Musa dan Harun datang membawa perintah Tuhan, Firaun menjawab: “Siapakah Tuhan itu, yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Aku tidak kenal Tuhan itu dan tidak akan membiarkan orang Israel pergi.”
    • Ini menggambarkan kesombongan dan penolakannya terhadap otoritas Tuhan.
See also  Analisis Gaya Jane’s Military & Defence Intelligence: Dampak Strategis Jika Indonesia Menaikkan Anggaran TNI 200%, 500%, atau 1.000%

Tahukah Anda Firaun ini adalah Pahlawan Nasional Kerajaan Mesir? Mengapa bisa demikian?

Visited 49 times, 1 visit(s) today